Nama:
Ayu Maesyaroh
Nim:
1608301001
Kelas:
SPI A Semester 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam peradaban umat masa
kontemporer ini tidak lepas dari peradaban terdahulu yang banyak berpengaruh terhadap
masa sekarang. Kita ambil contoh pengaruh kebudayaan India terhadap bangsa
Indonesia, Indonesia memiliki banyak ragam agama yang diantaranya adalah agama
Budha dan agama Hindu yang agama ini merupakan agama yang dianut oleh bangsa
Indonesia sebelum Islam datang. Banyak kebudayaan yang kita pakai terutapa
tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat yaitu Tahli. Tahlil merupakan kegitan masyarakat
bila ada yang meninggal dunia dengan diisi oleh pengajian, dapat berupa membaca
surat Yasin ataupun Dzikir. Lain halnya yang dilakukan oleh masyarakat dahulu,
yaitu diisi dengan judi, dan hal hal lain yang tidak disyariatkan oleh agam
Islam.
Tidak hanya itu, pengaruh
kebudayaan India di Indonesia yaitu dengan adanya kerajaan kerajaan besar yang
menganut agama Hidu yang diantaranya adalah kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan
Pajajaran.[1]
Kemudian dalam Islam terkenal adanya teori teori masuknya Islam ke Indonesia
yaitu teori Arab, Persia, Cina dan India. Menurut Snouck Hurgronje yang
mengatakan bahwa” masuknya Islam yang tersebar di Hindia Belanda (Indonesia)
bersal dari deraha Malabar dan Coromandel yang merupakan kota pelabuhan di
India Selatan.[2]
Namun, walaupun kebudayaan India masuk kedalam
kebudayan Indonesia, bukan berarti kita berhak membuang begitu saja melainkan
kita jadikan refleksi diri dan setidaknya pengetahuan untuk kita dengan cara
mempelajari sejarah perkembangan India dengan masyarakatnya serta sistem
sosialnya.
Sebelum kita
mempelajari mengenai India kuno, alangkah baiknya kita mengetahui keadaan India
saat-saat sekarang. India merupakan Negara bagian dari Asia tepatnya Asia
Selatan penduduk terbanyak kedua di dunia, jumlah penduduknya tumbuh pesat
sejak pertengahan tahun 1980-an.[3]
Ibu kota India yaitu New Delhi, luas daerah ini yaitu 3.287.590 KM
/persegi, mata uangnya Ruppe dan bahasa
yang digunakan adalah bahasa Hindi dan Inggris. [4]
setelah Perang Dunia II, Inggris menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di
London dengan dihadiri oleh perwakilan golongan Hindu dan Islam. Hasil dari
konferensi ini yaitu menetapkan India terbagi menjadi dua Negara yaitu India
dan Pakistan.[5]
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
perkembangan masyarakat India kuno?
2. Bagaimanakah
sistem sosial masyarakat India Kuno?
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari Penguraian masalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui perkembangan masyarakat India Kuno
2. Untuk
mengetahui system social masyarakat India Kuno
BAB
II
PEMBAHASAN
Suatu Negara ataupun kota memiliki
perdaban, salah satu yang akan kita bahas adalah perkembangan masyarakat India.
India merupakan Negara bagian wilayah Asia Selatan ibu kotanya saat ini adalah
Delhi, memiliki iklim angina muson tropis higga hangat, India ini memilki letak
geografis yang sebelah utara berupa gunung-gunung, datarannya subur.[6] Di
India terdapat dua Agama terbesar yaitu Hindu dan Budha, Hindu yang kitabnya
adalah Weda, agama ini menyebut tuhan tuhannya dengan sebutan Dewa (yang
megah), menurutnya semua yang bersinar itu adalah Tuhan menurut mereka Matahari
itu benama Indra (yang perkasa) dan Api adalah Agni (yang tak kenal lelah).[7]
Agama Budha kitabnya adalah Tripitaka.
2.1 Sejarah
Perkembangan Masyarakat India Kuno
Negara India dapat disebut dengan
sebutan “anak benua Asia” karena wilayah Negara ini posisinya menyendiri dari
daerah Asia yang lain, juga disebabkan oleh pegunungan Himalaya di sebelah Utara
India. Menurut sejarah, India mempunyai dua peradaban kuno yang mengantarkan
India sebagai salah satu pemilik kebudayaan tertua dan sangat mashur di dunia,
hal ini menjadi suatu kebanggan bagi masyarakat India karena nenek moyang
mereka yang telah membuat perdaban hingga tersohor ke seluruh Negara di Dunia
ini, dua peradban kuno ini adalah peradaban lembah sungai Sindhu (Indus) dan
peradaban lembah sungai Gangga. [8]
Sebelum kita mempelajari lebih dalam
mengenai peradaban sungai sindu dan Gangga. Masyarakat yang menempati sungai
Sindu adalah penduduk asli India yang memiliki kulit berwarna hitam, rambutnya
keriting, hidungnya minimalis yaitu bangsa Dravida. Kemudian masyarakat yang
menempati sungai Gangga adalah Penduduk Arya yang berasal dari sekitar Laut
Kaspia mereka memasuki India sekitar tahun 2000 SM di bagian India Utara. Nah,
hasil dari dua kebudayaan ini yaitu bangsa Arya dan Dravida adalah melahirkan
agama Hindu atau Hinduisme.[9]
v Peradaban Lembah Sungai Sindu
Peradaban sungai Indus (Sindhu)
tidak terlepas adanya kota kota yang berda disekitarnya. Terdapat dua kota kuno
yang berada di wilayah sungai Indus ini yaitu kota Mohenjo Daro dan Kota
Harappa. Kota Mohenjo Daro berada di wilayah sungai Indus bagian Utara dan
merupakan ibu Kota dari lembah Sungai Indus Utara yang saat ini merupakan
wilayah Pakistan. mohenjo daro ditemukan diwilayah Pakistan. kota Harappa
menempati bagian Selatan sungai Indus.
Terdapat hasil penelitian para ahli
mengenai system perencanaan dalam menata kota, yang dapat kita amati bahwa pada
zaman tersebut telah terjadi dan memiliki pemikiran yang maju untuk menata kota
Mohenjo Daro dan Harappa.[10]
Diantara perencanaan- perencanaan yang dilakukan oleh masyarakat kedua kota
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Jalan
jalan dalam kota telah teratur, lebar jalan kira kira 10 meter, sebelah kanan
dan kiri jalan terdapat trotoar, gedung-gedung, rumah tinggal dan pertokoan
telah terbuat dari batu bata lumpur.
b. Wilayah
kotanya dibagi atas beberapa blok, setiap blok itu bentuknya empat persegi
panjang, setiap blok terdapat lorong lorong yang saling berpotongan nah di
sinilah penduduk membangun rumah mereka serta dibangun pula gedung-gedung untuk
pemerintahan.
c. Masyarakat
Mohenjo daro dan Harappa telah memikirkan masalah kesehatan dan sanitasi, hal
ini dapat dilihat dari teknik pembangunan rumah yang memperhatikan dalam segi
kesehatan dan kebersihan dilengkapi dengan jendela yang dibuat secara lebar.
d. Saluaran
limbah pembuangan telah dibangun dengan membuat lorong hingga menyatu dengan
umum yang kemudian mengalir ke sungai.
e. Masyarakat
Mohenjo Daro dan Harappa telah berhasil mengalirkan aliran sungai sindu sampai
ke darha pedalaman.
f. Kedua
masyarakat ini telah memiliki banyak pengetahuan untuk membuat barang barang
yang terbuat dari emas dan perak dll.
Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
mOhenjo daro dan Harappa ini adalah bersifat Politeisme (menyembah banyak
Dewa). Dewa yang disembahnya ini berupa dewa yang paling besar dan dewa seorang
perempuan yang dapat memberi kesuburan yaitu Dewi Ibu. [11]
v Peradaban Lembah Sungai Gangga
Terletak antara pegunungan Himalaya dan pegungan
Windya-Kedna merupakan tempat awal peradaban lembah sungai Gangga. Sumber mata
air dari sungai Gangga ini adalah berdaa di pegunungan Himalaya dan mengalir
melewati kota kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares,
melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Sungai Gangga ini
memberikan kesuburan bagi alam sekitarnya terlebih lagi sungai Gangga ini
perairannya bertemu dengan Kwen Lun.
Penduduk yang mendukung peradaban ini
adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo German. Kebudayaan di sungai
Gangga ini merupakan kebudayaan yang bersifat campuran oleh bangsa Aria dan
Dravida yang merupakan penduduk asli sungai indus(Sindhu). Kebudayaan campuran
ini lebih dikenal dengan sebutan kebudayan Hindu, yang disesuaikan dengan nama
daerah tempat bercampurnya dua kebudayaan ini yaitu daerah Shindu atau
Hindustan.[12]
Setelah itu muncullah ajaran agama Budha yang pertama kali disebarkan oleh
Sidharta Gautama dai kerajaan Kapilawasta (Suku Sakia). Agama Budha lahir
sebagai suatu penentangan terhadap kaum Brahmana yang terdapat dalam struktur
kasta yang dianut ajaran Hindu.[13]
Perdaban sungai Gangga ini meninggalkan
jejak sejarah yang penting dalam benak manusia hingga sekarang ini. Ditempat
ini muncul dua agama besar di dunia, yaitu Hindu dan Budha. Agama Hindu
merupakan perwujudan dari system kepercayaan peradaban bangsa Hindu. Sungai
Gangga dianggap sebagai tempat yang suci bagi penganut Hindu India, airnya
dianggap dapat mensucikan diri manusia setra menghapus semua dosanya.
2.2 Sistem Sosial
Masyarakat India Kuno
Masyarakat India Kuno memiliki system
social yang Maju, seperti halnya dalam masyarakat di lembah sungai Shindu
(Mohenjo daro dan Harappa) yaitu telah memiliki banyak perhatian terhadap
kehidupannya ke depan seperti dalam hal Sanitasi (kesehatan), system pengairan
dan pertanian, teknologi, perekonomian, pemerintahan, dan kepercayaan. Dalam
hal pengairan dan pertanian pastinya mereka telah melakukan suatu kegiatan
bersama untuk kemaslahatan bersama pula, pastinya di masyarakat terjadi system
gotong royong yang merupakan kegiatan social yang dilakukan mereka. Dalam
system teknologi, mereka telah mampu membuat barang barang yang terbuat dari
emas dan perak, alat alt rumah tangga, alat pertanian, kapas dan kain, tidak
hanya itu lukisan pun mereka telah mampu membuatnya dengan nilai yang bermutu
tinggi.[14]
Dalam hal perekonomian dan kegiatan
social masayarakat lembah sungai Shindu telah memiliki hubungan perdagangan dengan
bangsa Sumeria di Mesopotamia dibuktikan dengan adanya penemuan benda benda di
lembah sungai Shindu di Sumeria. Hubungan kedua bangsa itu tidak terlepas dari
kota Sutkagedon yang merupakan kota perbatasan yang terletak di Balukhistan.
Kerjasama perdagangan ini dilakukan dengan dua cara yang pertama dengan melewati jalur Laut dengan bukti adanya benda benda
yang memuat adanya gambar perahu layar. Kedua
dengan melewati jalur darat dibuktikan dengan adanya terracotta kereta kecil (terracotta = tanah liat yang dibakar).[15]
Dalam system pemerintahan, didalamnya
ada mengenai kerajaan Maurya. Kerajaan Maurya dipimpin oleh raja pertamanya
yaitu Candragupta Maurya, bagian
wilayah India utara menjadi wilayah kekuasaannya, wilayah kekuasaan Candragupta
sangat luas yaitu daerah Kashmir di India sebelah barat dan lembah sungai
Gangga di Timur. Turun kepada cucu dari Candragupta yaitu Ashoka (268-232 SM),
kerajaan Maurya semakin berjaya kerajaan Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasai.
Ketika terjadi peperangan yang besar di Kalingga banyak korban yang meninggal,
setelah kejadian itu Ashoka merasa menyesal dan mencita citakan pedamaian dan
tidak ada lagi peperangan. Setelah Ashoka meninggal kerajaan terpecah menjadi
kerajaan kerajaan kecil hingga akhirnya pada abad ke-4 SM muncul seorang yang berhasil menyatukan kerajan yang terpecah
itu. Sehingga berdirilah kerajaan Gupta dengan rajanya yaitu Samudra Gupta (Candragupta
II). [16]Candragupta
menganut agama Hundu namun ia tidak mempersulit agama Budha. Bahkan saat zaman
pemerintahnnya itu berdirilah Universitas Gupta sebagi perguruan tinggi agama
Budha di Nalanda.
Begitupun dengan system social
masyarakat yang berada di lembah sungai Gangga, keadaannya hampir sama dengan
system yang ada di lembah sungai sindhu. Setelah meninggalnya Candragupta II,
kerajaan Gupta mulai mundur dan hamper selama dua abad India mengalami masa
kegelapan dan baru pada abad ke-7 munculah seoarang raja kuat yang bernama Harshawardana.
Harshawardana ini adalah Raja dari kerajaan Harsha yang merupakan seorang
pujangga besar, ibu kotanya adalah Kanay. Pada masa Harshawardana kesusastraan
dan pendidikan berkembang pesat.[17]
Demikianlah sejarah perkembangan masyarakat
India Kuno dan keadaan system social masyarakat India kuno pada saat itu.
BAB
III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
sejarah peradaban India kuno
berawal dari penduduk Mohenjo Daro dan Harappa yang merupakan masyarakat asli
sungai Indus atau Shindu. Di India kuno terdapat dua bangsa yang menjadi awal
berkembangnya sejarah. Di lembah sungai Indus terdapat bangsa Dravida dan di
lembah sungai Gangga terdapat bangsa Arya. Kedua bangsa ini menghasilkan suatu
kebudayaan yang dinamakan kebudayaan Hindu yang pada akhirnya kebudaayaan ini
menjadi sebuah agama di India yaitu agama Hindu. Selain agama Hindu, di India
pun merupakan tempat lahirnya agama Budha yang dibawa oleh Sidharta Gautama,
agama Jainisme, dan agama Sikhisme. Kehidupan social masyarakat India Kuno
bermacam macam dan mereka telah maju dalam hal pemikiran seperti dalam hal
menata kota, membangun system pemerintahan, Sanitasi (kesehatan) dan dapat
menghasilkan benda benda yang terbuat dari emas dan perak.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Nata
Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Cetakan pertama 2011.
2. Chaldun
Achmad. Atlas Indonesia dan Dunia. Surabaya:
PT Karya Pembina Swajaya. 2003.
3. Seignebos
Charles. Sejarah Peradaban Duni Kuno.
Yogyakarta: Indoliterasi. 2014.
4. Mackey
James. Pustaka Pintar Sejarah. Jakarta:
Intimedia & Ladang Pustaka. 2001.
5. Badrika
I Wayan. Sejarah Untuk SMA JIlid I kelas
X. Jakarta: Erlangga. 2006.
6. Alfian
Magdalina, Soeyono Nana Nurliana, Suhartono Sudani. Sejarah SMA dan MA kelas X. Jakarta: Erlangga. 2006.
7. Hidayat
E, Abdurrahman Oman, Suhandi Handi, Kartasudjana K. Sejarah Indonesia dan Dunia SMA jilid 3. Jakarta: Lubuk Agung.
8. Saefulhistory-sejarah-saefulhistory:blogspot.com.
22 Februari 2012.
9. www.
Mapnall.com/ home/mapnale7/public_html/MAPNAL/geoname.php
[1]
Abuddin Nata. Sejarah Pendidikan Islam.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011). Hlm. 44
[2] Ibid., hlm. 45
[3]
www. Mapnall.com/ home/mapnale7/public_html/MAPNAL/geoname.php
[4]
Achmad Chaldun,. Atlas Indonesia dan
Dunia,. (Surabaya: PT Karya Pembina Swajaya, 2003). Hlm. 78
[5] E.
Hidayat dkk,. Sejarah Indonesia dan Dunia
SMa jilid 3. (Bandung: Lubuk Agung)
[6]
James Mackey. Pustaka Pintar Sejarah.
(Jakarta: Intimedia & ladangPustaka.2001). hlm. 176
[7]
Charles Seignebos,. Sejarah Peradaban
Dunia Kuno,. (Yogyakarta: Indoliterasi. 2014). hlm. 47
[8]I
Wayan Badrika. Sejarah jilid 1. (Jakarta:
Erlangga.). hlm. 120.
[9]
Saefulhistory-sejarah-Saefulhistory.blogspot.com. 22 Februari 2012.
[10]
Magdalina Alfian,. Nana Nurliana Soeyono,. Sudarini Suhartono,. Sejarah Sma dan Ma kelas x. (Erlangga,
2006).hlm 150
[11]
Ibid. hlm 151
[12] I
Wayan Badrika. Sejarah untuk Sma jilid 1
kelas x. (Erlangga. 2006). hlm 123
[13]
Magnaliya Alvian, Dkk,. Sejarah SMA dan
MA. (Erlangga:Jakarta 2007). hlm 152
[14] I Wayan Badrika. Sejarah untuk Sma jilid 1 kelas x. (Erlangga. 2006). Hlm 121
[15] I Wayan Badrika. Sejarah untuk Sma jilid 1 kelas x. (Erlangga. 2006). Hlm 122
[16] Ibid,. hlm 122
[17] Ibid,. hlm 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar